Rabu, 29 Februari 2012

Jack Ma, Sang Pendiri Alibaba.com


Ingin membeli kancing baju dari China? Atau mesin-mesin besar? Tinggal masuk ke alamat situs Alibaba.com. Dalam satu kali klik, terpampanglah ratusan, bahkan ribuan produsen China. Mulai dari peraut pensil hingga barang yang besar dan rumit pengejaannya. Minimal ordernya pun cukup besar, ada yang 500 unit atau bahkan 10.000 unit.


Sebagian pemasok di Alibaba.com adalah perusahaan usaha kecil dan menengah (UKM). Alibaba.com telah menjadi situs business to business terbesar yang menghubungkan produsen di China dengan dunia.
Sama seperti dalam hikayat Seribu Satu Malam, ketika Alibaba meniru para perampok mengucapkan mantera ”Sesam, buka pintu”, terbukalah pintu ke negara pengekspor nomor dua terbesar di dunia itu.
Pengguna Alibaba.com sudah mencapai delapan juta dan pendapatannya terus meningkat. Akhir tahun lalu, pendapatan Alibaba.com naik 39 persen menjadi 440 juta dollar AS. Belakangan Alibaba.com juga menyediakan Aliexpress untuk para konsumen yang diperbolehkan memesan satu barang saja.
”Kecil itu indah. UKM menyediakan mesin penggerak pertumbuhan ekonomi di Asia dan mereka adalah masa depan e-commerce,” ujar CEO dan pendiri Alibaba.com, Jack Ma, seperti dikutip Kompas.Com.
Ma mengungkapkan, mekanisme pembiayaan atau dukungan kepada UKM belum maksimal karena belum ada mekanisme standar yang dapat digunakan. ”Pada tahun 1999, kita memprediksi bahwa pemenang dalam bisnis internet adalah udang, bukan paus. Delapan tahun kemudian pengalaman membuktikan, perusahaan yang mendapatkan manfaat utama dari e-commerce adalah UKM yang menggunakan internet untuk memasarkan produk mereka atau untuk menemukan relasi bisnisnya di seluruh dunia,” lanjut Ma penuh semangat. Penampilan mantan guru ini tetap sederhana, dengan menggulung lengan panjang bajunya hingga ke siku.
Menurut dia, UKM layak mendapat perhatian karena semua bisnis besar berawal dari langkah kecil. ”Seperti bayi, semua orang tahu bahwa bayi ini akan tumbuh. Semua pelaku bisnis akan sukses karena mereka yakin akan keberhasilannya. Mereka berhasil karena terus menjaga mimpi besarnya. Orang bisa tahan satu minggu tanpa makanan, tiga hari tanpa minuman, tetapi orang akan mati jika kehilangan harapan dalam satu menit saja,” tutur Ma.
Ma sudah mengalami hal ini. Situs Alibaba.com tidak serta-merta besar seperti sekarang ini. Menurut dia, kesuksesan Alibaba.com tidak lain karena ”Kami tidak memiliki uang, teknologi, dan rencana ke depan,” ujarnya suatu ketika. Jack Ma menyatakan tidak pernah sekali pun menyangka akan sukses di bisnis online. Dia mantan guru Bahasa Inggris, bukan seorang teknisi komputer.
Minat Ma pada bahasa Inggris membawa dia keluar China dan memiliki pandangan lebih luas. Pada umur 12 tahun dia sudah tertarik belajar bahasa Inggris. Dalam delapan tahun masa kecilnya dihabiskan dengan bersepeda 40 menit menuju sebuah hotel di dekat Danau Hangzhou, sekitar 160 kilometer dari Shanghai. Ketika itu China baru mulai membuka diri dan mulai banyak turis yang datang ke China. Ma memberanikan diri menjadi pemandu gratis agar dapat cas-cis-cus mempraktikkan bahasa Inggris-nya. Pengalaman selama delapan tahun itu membuat pemikiran Ma lebih terbuka dan lebih mengglobal dibandingkan teman-teman sebayanya.
Ma membulatkan tekadnya belajar bahasa Inggris, tetapi perjalanan masuk menjadi mahasiswa tidaklah mudah. Dia harus mengikuti ujian masuk universitas sampai dua kali. Akhirnya, Ma diterima di Universitas Keguruan Hangzhou, semacam institut keguruan dan ilmu pendidikan pada masa lalu. Ma belajar menjadi guru sekolah menengah. Menurut dia, universitas tempatnya bekerja tidak begitu bagus kualitasnya.
Lulus dari universitas, Ma adalah satu-satunya dari 500 mahasiswa seangkatannya yang ditugaskan mengajar di universitas. Ketika itu gaji Ma sebulan sebesar 100-120 renminbi, setara dengan Rp 114.000-Rp 142.500 per bulan. Ma selalu memimpikan, setelah bertugas mengabdikan dirinya selama lima tahun, dia akan memulai bisnis hotel atau yang lain.
”Pada tahun 1992, perekonomian China sudah mulai bertumbuh, saya melamar banyak sekali posisi, tetapi tidak ada yang lolos. Akhirnya saya menjadi sekretaris general manager gerai penjual ayam goreng Kentucky Fried Chicken,” kata Ma. Dia juga menjadi penerjemah sebuah delegasi perdagangan.
Seorang teman kemudian memperlihatkan internet untuk pertama kalinya. Ketika Ma mencari kata beer di mesin pencari Yahoo, dia menemukan kenyataan bahwa tidak ada data tentang China. Mereka lalu membuat situs tentang China.
Ma semakin tertarik pada komputer dan meminjam uang 2.000 dollar AS dari kerabatnya untuk mendirikan perusahaan komputer. Padahal dia tidak mengerti tentang komputer ataupun surat elektronik. Dia bahkan tidak pernah menyentuh keyboard komputer sebelumnya. ”Rasanya seperti orang buta yang menunggangi macan buta,” katanya.
Perusahaan itu bersaing dengan perusahaan telekomunikasi raksasa China, China Telecom, selama satu tahun. Akhirnya, China Telecom menawarkan berinvestasi pada perusahaan Ma sebesar 185.000 dollar AS. ”Itu adalah uang terbanyak yang pernah saya lihat sepanjang hidup saya,” kenang Ma.
Sayangnya, Ma hanya kebagian satu kursi dewan direksi. Setiap hal yang diusulkan langsung ditolak mentah-mentah. Ma mengandaikan keadaan itu seperti gajah dan semut. Mimpi memiliki perusahaan sendiri tidak juga padam.
Perjalanan Alibaba.com bukannya tidak tanpa hambatan. Pada tahun 2002, dana tunai hanya tersisa untuk bertahan selama 18 bulan. ”Kami memiliki banyak anggota yang menggunakan situs kami, tetapi tidak tahu apakah kami bisa mendapatkan uang. Kami mempertemukan eksportir barang dari China dengan pembeli dari AS. Model ini menyelamatkan kami. Pada akhir 2002 kami berhasil membukukan keuntungan sebesar 1 dollar AS. Setiap tahun keuntungan kami bertambah-tambah,” katanya.
Menjadi perusahaan publik juga titik balik penting. Alibaba.com berhasil meraup dana penawaran saham perdana 1,7 miliar dollar AS di Bursa Saham Hongkong pada November 2007. Itu merupakan penawaran saham perdana (IPO) internet terbesar sejak IPO Google di Nasdaq. Ma telah berhasil mewujudkan mimpi besarnya menjadi kenyataan walaupun tidak mulus dan selalu ada hambatan



Senin, 27 Februari 2012

7 langkah Kalahkan Keterbatasan Modal Uang

Menjadi entrepreneur ialah cita-cita bagi sebagian anak muda di luar sana. Mereka memiliki keyakinan teguh berdasarkan apa yang dikatakan teman dan senior yang sudah memulai berbisnis bahwa tak peduli seberapa tingginya sebuah impian , peluang untuk berhasil itu ada.

Sayangnya, keyakinan yang kokoh itu terpaksa layu dan memudar setelah dihadapkan dengan keterbatasan modal finansial. Anak-anak muda ini terus bertanya apa mungkin menemukan sumber pendanaan tanpa menguras aset pribadi? Apakah Anda juga merasa hal yang sama menimpa Anda pula?


Bilamana Anda mendapati diri Anda berada dalam kondisi yang sama, dengan tantangan yang sama, ingatlah bahwa modal itu tak hanya berupa uang! Keringat kita juga bisa dianggap sebagai modal, kerja keras juga sebuah modal yang ternilai yang tak sembarang orang mampu memiliki. Sayang sekali banyak calon entrepreneur muda melupakan ini.

Kerja keras sebagai salah satu jenis aset bisnis justru ialah jenis modal utama yang harus dimiliki entrepreneur muda yang ingin bertahan dan sukses untuk seterusnya dalam dunia entrepreneurship. Bahkan, sebagian entrepreneur sukses berhasil dengan prinsip “Just Do It!”.

Apa yang saya kemukakan berikut ini merupakan 7 senjata pamungkas yang Anda harus gunakan saat modal uang tak ada di tangan.

langkah 1: Tetap tekuni pekerjaan semula
Ini terutama berlaku bagi Anda yang masih bekerja dan ingin beralih menjadi entrepreneur dengan melakukannya secara bertahap sehingga bisa lebih mantap hasilnya. Terjun dalam dunia entrepreneurship bukan seperti loncat indah, apalagi jika Anda masih sama sekali asing. Anda tak disarankan untuk masuk begitu saja tanpa ‘pemanasan’ ke dalam air yang dingin di dalam kolam, tanpa menguasai teknik berenang, meloncat yang benar dan aman, dan sebagainya.Mulailah dengan menguji suhu air dan kedalamannya, menggerakkan badan secukupnya sehingga kemungkinan cedera/ kram lebih rendah. Hal-hal itu juga harus diterapkan dalam entrepreneurship. Lakukan secara bertahap, sehingga bisa mengukur risikonya. Itu lebih baik daripada tergesa-gesa berbisnis dengan mengorbankan pekerjaan sekarang, hanya untuk kemudian menyesal dan kembali menjadi karyawan selamanya karena merasa trauma. Apalagi jika Anda adalah penopang hidup bagi orang lain. Dibutuhkan waktu bagi sebuah usaha sukses sekalipun untuk menghasilkan laba dalam jumlah yang signifikan.

langkah 2: Pelajari sebanyak mungkin mengenai cara memulai dan menjalankan sebuah bisnis.
Dapatkan buku-buku yang berkualitas, misalnya “Money Hunt: 27 New Rules for Creating and Growing a Breakaway Business” oleh Spencer dan Ennico, dan “The Art of the Start” oleh Guy Kawasaki. Keduanya merupakan buku umum untuk para pemula. Temukan pula buku-buku yang memperkuat kelemahan Anda dalam berbisnis seperti buku-buku penjualan, pemasaran, keuangan manajemen, dan sebagainya.


langkah 3: Rekrutlah penasihat yang andal.
Seorang pengacara perusahaan yang andal penting peranannya di sini. Jangan lupa temukan sejumlah entrepreneur berpengalaman yang bersedia membantu.

langkah 4: Buat rencana bisnis Anda.
Software murah seperti Business Plan Pro merupakan software yang bisa digunakan untuk menyusun business plan.

langkah 5: Buat produk Anda.
Bersikaplah kreatif dan temukan cara untuk mengemabangkan purwarupa / prototip yang murah untuk berikan pemahaman bahwa ide Anda itu bisa diwujudkan secara nyata.

langkah 6: Tunjukkan pada pelanggan potensial dan lihat apa yang Anda pikirkan.
Apakah ini memecahkan masalah nyata? Akankah hal itu menghemat uang , membuat mereka merasa lebih baik atau merasa bahwa sebagian kebutuhan telah terpenuhi?

langkah 7:  Dapatkan pesanan pertama dari pelanggan.
Yakinkan mereka untuk membayar Anda sebelumnya. Buat produknya, kirimkan produk itu dan buat pelanggan/ pembeli gembira

Jumat, 24 Februari 2012

10 Saran Bisnis dari Bill Gates

Bill Gates adalah salah seorang yang sangat berpengaruh dalam dunia informasi teknologi. Ini terbukti dari kesuksesannya membuat Microsoft menjadi salah satu perusahaan terbesar dunia. Bahkan, dia saat ini dinobatkan sebagai orang terkaya sedunia versi Forbes.

Tentunya, kesuksesan Gates tersebut melalui proses yang panjang. Nah, di sini Gates akan membagi resep suksesnya yang kami kutip dari BBC kepada Anda. Semoga saran Gates di bawah ini akan membuat Anda semakin yakin dalam menjalankan usaha yang sedang Anda rintis. Berikut saran-saran Gates:

1. Kawan adalah aset berhargaDengan menempatkan kawan sebagai aset berharga, maka kita akan menghargai komitmen dan kerjasama dengan siapapun.

2. Kepercayaan adalah modal jangka panjangButuh waktu bertahun-tahun untuk membangun sebuah kepercayaan dan hanya sekian detik saja untuk menghancurkannya. Maka berusahalah membina kepercayaan baik kepada siapapun.

3. Menjual dengan harga lebih tinggi dari pembelian, bukan harga tertinggiNamun berbisnis dan berusaha adalah bagaimana dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi orang lain sebesar-besarnya, tanpa mengabaikan kelayakan usaha. Nilai kebahagiaan dan keberhasilan usahanya bukan pada berapa besarnya keuntungan materi, tetapi berapa banyak manfaat yang diberikan.

4. Mendengarkan kata hatiGunakan ketajaman mata hati untuk dapat mengambil keputusan berdasarkan kata hati bukan berdasarkan emosi atau nafsu duniawi.

5. Bekerja dengan hatiMereka yang bekerja dengan hati akan selalu bersikap baik kepada siapapun.

6. Kekayaan bukan dinilai dari uang yang dimilikiMenjadi kaya bukan sekedar berhubungan dengan memiliki banyak uang. Namun kekayaan yang utama adalah seberapa besar uang yang kita dapatkan dapat digunakan untuk menolong orang lain, untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

7. Berorientasi pada manfaat sebesar-besarnyaBerbisnis bukan sekadar berorientasi pada profit atau keuntungan materi sebesar-besarnya, tetapi memperoleh keuntungan untuk memberikan manfaat bagi orang lain sebanyak-banyaknya.

8. Fokus pada apa yang diperoleh bukan yang hilang

Fokuslah memikirkan pada apa yang Anda peroleh saat ini. Biarkan kesempatan yang hilang berlalu dari Anda, karena akan ada kesempatan baru kalau kita dapat mensyukuri apa yang dimiliki saat ini.

9. Gagal hanyalah sebuah proses

Gagal bukanlah akhir dari segalanya, tetapi bagian dari proses untuk menghasilkan rencana-rencana baru.

10. Akui kesalahan dengan rendah hati

Segera lakukan evaluasi untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Rabu, 22 Februari 2012

7 Pelajaran Sukses Donald Trump

Bagi kebanyakan orang, Donald Trump dipandang sebagai salah satu sosok entrepreneur dan pengembang real estate paling berhasil dewasa ini. Trump tak hanya berprofesi sebagai entrepreneur, tetapi juga penulis, sosialita dan bintang televisi. Ia merupakan pimpinan dan CEO Trump Organization.

Donald juga pendiri Trump Entertainment Resorts, sebuah perusahaan yang menjalankan sejumlah kasino dan hotel di seluruh dunia. Gaya hidup Trump yang mewah dan kepribadiannya yang jenaka membuatnya terkenal dan kini memiliki pertunjukan TV sendiri berjudul “The Apprentice” yang secara otomatis meneguhkan reputasinya.

Kini kita coba untuk menggali tujuh hal yang bisa kita pelajari dari Donald Trump. Setiap orang yang bisa meraih kesuksesan sebesar itu patut untuk menjadi inspirasi.

Fokus pada masa kini

“I try to learn from the past, but I plan for the future by focusing exclusively on the present. That's were the fun is.”

Trump selalu mencoba untuk belajar dari masa lalu tetapi ia mengaku untuk meencanakan masa depan dengan berfokus pada masa kini. Menurutnya, itulah hal paling menyenangkan.

Kemarin terkubur, dan esok belum datang. Kemajuan satu-satunya yang bisa dicapai menuju sukses harus dilaksanakan sejak sekarang sehingga kita fokuskan semua energi pada pengarahan momen sekarang seproduktif mungkin.

Gagal ke depan

“Sometimes by losing a battle you find a new way to win the war.”

Jangan pernah takut atau segan menghadapi kegagalan. Kegagalan ialah jalan menuju sukses. Jika pertama kali Anda tidak berhasil maka itu bukan sesuatu yang mengherankan.  Keberhasilan memerlukan waktu dan dibutuhkan kegagalan melalui proses kegagalan Anda akan menemukan cara untuk berhasil. Jangan takut untuk gagal, takutlah jika Anda tidak berusaha hingga maksimal.

Berpikir besar

“As long as you’re going to be thinking anyway, think big.”

Dibutuhkan pemikiran besar agar bisa menjadi seseorang dengan prestasi besar. Rencanakan hal-hal besar dalam kehidupan Anda. Jangan khawatir karena akan selalu ada ruang dan waktu bagi seseorang dengan pemikiran yang lebih besar daripada egonya. Tinggalkan pemikiran kerdil, biarkan mereka yang berpikiran kecil memilikinya dan hanya meraih prestasi-prestasi kecil. Keberhasilan dimulai dengan pemikiran yang besar.

Tekuni hal yang Anda cintai

“If you're interested in 'balancing' work and pleasure, stop trying to balance them. Instead make your work more pleasurable.”

Kita semua tak akan pernah tahu berapa lama kita masih bisa hidup di dunia, dan alangkah sia-sianya hidup jika kita melakukan hal yang tak kita sukai sepanjang sisa umur kita. Trump mengatakan, “Saya tidak berbisnis demi uangnya. Saya sudah menndapatkan jumlah yang memadai (untuk bertahan hidup), lebih dari yang saya butuhkan malah. Saya melakukannya, untuk melakukannya.” Apapun yang Anda lakukan, Anda harus lakukan,untuk melakukannya karena Anda hanya akan meraih sukses dengan melakukan hal yang Anda cintai.

Tetap bersikap positif

“What separates the winners from the losers is how a person reacts to each new twist of fate.”

Tak ada yang lebih konstan daripada “perubahan”. Apa yang bisa diterapkan pada kasus orang lain belum pasti akan berhasil untuk kasus Anda. begitu juga dalam meraih keberhasilan. Tantangan yang belum tentu dihadapi orang lain, mungkin Anda harus hadapi. Apa yang membedakan pemenang dari pecundang ialah bahwa pemenang bereaksi secara positif terhadap tantangan yang tak terprediksi. Pemenang terus melewati halangan yang membuat orang lain berhenti dan menyerah.

Semangat ialah kekuatan

“Without passion you don’t have energy; without energy you have nothing.”

Komponen utama untuk keberhasilan ialah energi. Tak ada hal hebat yang bisa tercapai tanpa adanya energi membuncah yang bersumber dari semangat seseorang dan energi itu datang dari semangat atau passion. Selalu ikuti passion Anda dan Anda akan selalu memiliki energi untuk meraih impian Anda.

Pengalaman itu tak ternilai harganya

“Experience taught me a few things. One is to listen to your gut, no matter how good something sounds on paper. The second is that you're generally better off sticking with what you know. And the third is that sometimes your best investments are the ones you don't make.”

Anda membutuhkan pengalaman. Selalu ada hal-hal yang diajarkan oleh pengalaman, yang tak bisa Anda pelajari dari sumber lainnya. Jangan pernah meremehkan nilai kerja keras. Dengan pengalaman, datanglah pelajaran yang amat berharga yang akan memposisikan Anda menuju jalur yang tepat untuk mengarah ke keberhasilan. Diharapkan Anda mampu untuk mendapatkan sejumlah pandangan dari ide-ide inspiratif Donald Trump

Percayai Inovasi Anda

Banyak inovator mengalami krisis kepercayaan diri. Para pakar menggoyahkan asumsi dasar Anda selama ini. Anda tak bisa melakukan validasi permintaan pasar, atau diskusi dengan mitra potensial menemui kebuntuan.

Jika salah satu atau beberapa hal demikian terjadi pada bisnis Anda, teguhlah dalam keyakinan Anda. Percayalah intuisi Anda bahwa Anda menuju sebuah ide cemerlang dan terus bergerak maju untuk menguji asumsi-asumsi dalam benak Anda.

Analisis hanya bisa menunjukkan banyak data dan fakta. Anda tak bisa yakin bahwa ide Anda buruk atau gagal hingga Anda menjalankannya di dunia nyata.

Keluarlah dari kantor dan wujudkanlah ide Anda dalam kehidupan nyata. Akan tetapi penting untuk tidak memelihara kepercayaan yang membabi buta pada sesuatu termasuk pada ide inovatif Anda.

Caranya? Dengan melakukan penelitian dan survei mengenai inovasi lain dan pahami pola apakah yang menunjukkan keberhasilan sesuatu dan apa yang menunjukkan kegagalan.

*) Diadaptasi dari “A Few Idea for Beleaguered Innovators” oleh Scott Anthony

The Carrot, the Egg and the Coffee Bean | Hidup adalah Pilihan

Sebuah cerita memotivasi perbandingan antara wortel, telur dan biji kopi .. Sebuah analogi antara bagaimana biji kopi bertahan hidup dalam air mendidih dan bagaimana kita harus berusaha di tengah-tengah kesulitan dalam hidup kita ..

Alkisah, ada seorang pemuda yang mengeluh kepada ayahnya bahwa hidupnya menderita dan ia tidak tahu jalan keluarnya. Ia lelah berjuang dan bergumul sepanjang waktu. 
 
Kebetulan ayahnya adalah seorang juru masak. Sang ayah membawa putranya itu ke dapur. "Ayah, aku bukan mau belajar memasak. Kenapa ayah membawaku ke dapur?" keluh putranya.
"Anakku, perhatikan saja yang ayah kerjakan", katanya sambil menuangkan air ke dalam tiga panci berbeda, dan mendidihkannya. Setelah mendidih, dimasukkannya wortel ke dalam panci pertama, telur ke panci kedua, dan biji kopi ke panci ketiga. Kira-kira 20 menit kemudian, dengan hati-hati, sang ayah menuangkan wortel di panci pertama ke sebuah mangkok yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Lalu, telur ditaruh di mangkok lain dan air biji kopi dituangkannya ke dalam sebuah gelas.
"Nah. Kamu lihat tadi. Tiga benda, wortel-telur-biji kopi, sama-sama dimasukkan ke dalam air yang mendidih. Apa yang terjadi? Respons setiap benda ternyata tidak sama. Pertama, wortel; sebelumnya keras kan? Tetapi setelah dimasukkan ke dalam air mendidih, lama-kelamaan berubah menjadi lunak. Kedua, telur; karena ada dalam kondisi air mendidih, cairan dalam telur yang terlindungi cangkang tipis, akan mengeras. Ketiga, biji kopi; ia perlahan mengubah kualitas air dan menciptakan sesuatu yang baru dengan cara melebur menjadi satu dengan sifat air itu. Selain itu, ia menaburkan wangi semerbak ke sekitarnya.
"Wortel, telur dan biji kopi diibaratkan sebagai tiga macam reaksi manusia terhadap rintangan dan halangan yang harus dihadapinya. Seperti wortel, saat menemui rintangan, perlahan tapi pasti ia akan melemah dan akhirnya tak berdaya. Sedangkan telur, saat menghadapi halangan, akan berubah menjadi pribadi yang keras, kuat, dan tangguh. Lebih hebatnya lagi, seperti biji kopi, dia mampu melebur dan bahkan menyebarkan bau wangi berupa kebaikan dan kedermawanan kepada orang-orang di sekitar pada situasi sesulit apa pun.
"Karena itu, Nak, dalam menjalani hidup ini, tidak peduli menghadapi rintangan atau halangan apa pun, jangan pernah mengeluh dan bersedih. Coba pikirkan kembali tiga benda ini. Kamu bisa menjadi wortel, telur, atau biji kopi. Pilihan ada di tanganmu."
Netter yang Luar Biasa,
Kita tahu, sebuah masalah tidak akan selesai dengan bersedih hati dan berkeluh kesah terus-menerus.
Karena sejatinya, hidup adalah akumulasi dari keputusan-keputusan kecil yang kita buat setiap waktu. Apapun pilihan keputusan kita, akan menentukan sukses atau gagal di kemudian hari. Karenanya, mari kita pastikan, terus belajar dan berjuang agar bijak dalam menentukan pilihan yang kita putuskan serta mampu membawa kebaikan bagi diri sendiri dan sesama.
Kalau kita bisa memilih bahwa hidup ini adalah perjuangan, kita akan optimis menyiapkan segala sesuatunya dalam menghadapi apa pun, untuk menciptakan sukses di kemudian hari.

Source: Andrie Wongso

Tetap Fokus dengan Gangguan

Sebagai seorang entrepreneur sekaligus pemimpin, tentu sangat penting untuk  menahan diri Anda dari melakukan hal-hal yang kurang berkontribusi bagi kemajuan usaha Anda. Misalnya, Anda berbicara terlalu panjang dan bertele-tele dalam sebuah rapat, mengerjakan pekerjaan karyawan yang kurang kompeten, dan sebagainya.

Entrepreneur harus mengetahui prioritas. Lakukan hal-hal yang penting dan singkirkan yang lain. Jika Anda merasa sebagai salah satu entrepreneur yang merasa memiliki masalah yang sama, apa yang Anda bisa lakukan untuk mengatasi ini?

Saran umum yang bisa dicoba ialah dengan memfokuskan pikiran dan tenaga pada masalah yang memang harus dihadapi. Akan tetapi kita sering menemui kenyataan bahwa semakin lama kita berkonsentrasi secara terus menerus pada satu atau beberapa permasalahan, semakin tinggi stres yang kita rasakan. Demikian juga beban yang dirasakan dalam pikiran. Terkadang terlalu fokus pada satu isu membuat kita tak bisa tidur nyenyak di malam hari, padahal tak seharusnya kehidupan kita dihabiskan untuk pecahkan satu masalah saja.

Karena itu, jika Anda merasa sulit untuk berkonsentrasi, jangan berusaha terlalu keras untuk menahan diri agar etap konsentrasi. Caranya? Cobalah temukan gangguan.

Gangguan sering dianggap sebagai biang keladi dari yang memperlambat kecepatan kita dalam menyelesaikan permasalahan. Namun jika digunakan dengan tepat dan sesuai, ia akan menjadi alat yang berguna untuk memfokuskan kembali pikiran Anda pada hal-hal yang produktif. Contohnya, agar Anda terganggu saat berbicara terlalu banyak dalam sebuah rapat, fokuskan pikiran Anda pada hal lain seperti menyimak. (Diadaptasi dari “How to Teach Yourself Restraint” oleh Peter Bregman)

7 Poin yang Harus Dihindari Entrepreneur Muda

Belakangan ini, jumlah entrepreneur muda makin banyak. Sayangnya semangat menggebu anak muda acap kali tak dibarengi dengan perhitungan matang. Banyak yang cepat merasa semangat saat awal, namun kemudian cepat pula semangat mereka turun. Satu faktor yang sering membuat "layu sebelum berkembang" adalah kondisi dan perencanaan keuangan yang serampangan.

Ada beberapa hal yang harus diwaspadai para pengusaha muda:

Berinvestasi melebihi yang dibutuhkan

Faktor emosi membuat kaum muda selalu ingin terlihat “wah” di bisnis yang mereka bangun. Karyawan langsung banyak, sewa kantor di lokasi yang mahal, furnitur dan perlengkapan kantor yang serba modern. Menurut Alexa von Tobel, CEO dari LearnVest.com, sebuah perusahaan konsultan keuangan, seharusnya mereka berfokus pada produk dan layanan.

Mengeluarkan biaya-biaya untuk sesuatu yang dianggap bisa diselesaikan sendiri

Sering kali anak muda terjebak dalam keadaan “sok tahu” dan meremehkan hal-hal kecil namun penting, seperti laporan keuangan dan pajak. Akibatnya, saat harus membayar pajak usaha, ada beberapa kondisi yang membuat perusahaan terkena denda. Supaya masalah tersebut dapat cepat selesai, mereka cenderung memakai jasa berbagai konsultan, yang notabene berbiaya lebih tinggi jika dibandingkan merekrut karyawan tetap.

Tidak menggaji diri sendiri

Karena sangat bersemangat, kadang tidak memedulikan apakah kita digaji atau tidak. Namun, jika kebiasaan ini diteruskan, menurut Diana Ransom, seorang pemerhati usaha kecil bisa memicu kekacauan pada penempatan uang. Yakni, kadang karena merasa sangat butuh uang, tanpa disadari, pemilik usaha mengambil uang perusahaan karena selama ini merasa tidak digaji.

Tidak merencanakan kemungkinan kondisi paling buruk

Saking semangatnya, sering kali kaum muda tidak memperhitungkan kemungkinan terburuk usahanya. Mereka merasa terlalu optimis sehingga cenderung tak mempersiapkan diri saat situasi memburuk.

Mencampurkan aset pribadi dan perusahaan

Anak muda biasanya malas untuk memisahkan aset pribadi dan perusahaan. Akibatnya, saat terjadi masalah aset pribadi pun bisa ikut hilang, misalnya, untuk membayar utang. Karena itu, sangat disarankan untuk memisahkan aset-aset tersebut.

Menggunakan kartu kredit pribadi untuk kepentingan bisnis

Urusan bisnis adalah urusan bisnis, jangan campur adukkan dengan urusan pribadi. Maka, jika ingin membeli barang atau aset untuk perusahaan, gunakan uang perusahaan.

Memanfaatkan uang perusahaan melebihi kapasitas

Ada kalanya, saat usaha berjalan seperti  harapan nafsu beli ini dan itu menggelora. Yang seharusnya cukup punya komputer standar untuk mengetik dan mencetak dokumen, langsung membeli komputer paling canggih tanpa bisa memaksimalkan kegunaannya. Jika hal ini diteruskan, akan ada ketimpangan dalam usaha yang bisa merusak potensi keuntungan membesarkan usaha

Memotivasi Diri

Apakah Anda merasa kesulitan untuk mencapai tujuan hidup Anda, bahkan saat Anda tahu tujuan itu sangat berharga? Mungkin  Anda sudah mencoba mendorong diri sendiri untuk maju dengan segala daya upaya, tetapi belum tercapai pula.

Alih-alih menggunakan kekuatan keinginan, Anda butuh motivasi dari diri sendiri. Dengan begitu, Anda tidak akan kehabisan energi dan Anda mungkin akan merasa menikmati kehidupan dengan lebih baik lagi.

Berikut adalah cara yang bisa Anda lakukan untuk memotivasi diri sendiri:

Sisihkan waktu untuk hal yang Anda sukai

Jika Anda bisa memilih hal-hal yang Anda akan lakukan, entah itu pekerjaan yang akan Anda lakukan atau jurusan yang akan Anda ambil di perguruan tinggi, pilihlah sesuatu yang akan Anda sukai dan nikmati. Dengan memilih pekerjaan yang memberi gaji lebih tinggi atau sebuah jurusan yang terdengar lebih bergengsi tidak akan membuat Anda termotivasi.

Bahkan saat Anda mengerjakan pekerjaan yang Anda benci, mungkin Anda masih bisa mengendalikan pekerjaan tersebut. Bisakah Anda meminta untuk dilibatkan dalam proyek baru yang lebih menarik? Bisakah Anda bekerja sukarela untuk membantu manajer Anda dengan sebuah proyek?

Berbangga dengan pekerjaan yang dijalani

Sebagian kegiatan mungkin terlihat sia-sia. Mungkin Anda hanya satu bagian kecil dalam pekerjaan yang besar dan sulit bagi orang untuk mengetahui apakah hasil kerja kita signifikan atau tidak. Namun kenyataannya hal itu membuat perbedaan, perusahaan Anda mungkin tidak akan merekrut Anda dahulu jika keberadaan Anda tidka diperlukan.

Lebih mudah untuk memotivasi diri sendiri saat kita bangga dengan apa yang kita kerjakan dan Anda melakukannya dengan kemampuan terbaik Anda. Apakah Anda membersihkan rumah atau berhadapan dengan pelanggan, Anda bisa secara sadar memutuskan untuk melakukan yang terbaik.

Pikirkan hasilnya

Dalam dunia yang ideal, setiap pekerjaan adalah imbalan itu sendiri. Tentu saja, hal itu tidak selalu terjadi. Anda mungkin memiliki banyak sekali pekerjaan di daftar Anda yang kurang menarik atau mengasyikkan tetapi Anda menginginkan untuk tetap melakukannya karena pekerjaan-pekerjaan itulah yang akan membawa Anda lebih dekat dengan tujuan Anda.

Mencoba berfokus pada hasilnya akan membuat kita lebih bersemangat. Misalnya saat Anda kesulitan mengerjakan skripsi, Anda bisa membayangkan kebahagiaan yang terbersit di wajah orang tua saat kita bisa lulus dan Mandiri setelahnya. Atau bayangkan uang yang Anda sudah tabung selama sekian lama bekerja bisa Anda gunakan untuk membeli sesuatu yang diidam-idamkan, seperti rumah, kendaraan atau tidak hanya berbentuk benda tetapi bisa berupa kepuasan abstrak seperti bertamasya, melancong ke tempat baru bersama keluarga dan orang yang dicintai.

Berhati-hati dengan penggunaan imbalan Anda

Sebagian orang memotivasi diri dengan imbalan: “Setelah aku menyelesaikan laporan  ini, aku akan menghadiahi diri dengan sebatang coklat”. Hal ini bisa membantu jika Anda harus mendorong diri untuk menyelesaikan tugas tetapi jika Anda melakukannya terlalu sering, Anda akan bergantung pada imbalan daripada motivasi alami Anda.

Berpikirlah tentang imbalan yang ada dalam pekerjaan itu sendiri: “Setelah aku menyelesaikan laporan ini, aku merasa lebih lega” atau “Menyesaikan laporan ini akan membahagiakan orang yang membacanya.” Daripada memandang pekerjaan sebagai kumpulan beban di agenda harian kita, mengapa tidak memikirkan tentang dampak nyatanya pada Anda dan orang lain?

Pelajari sesuatu yang baru

Kita semua adalah pelajar alami. Itulah bagaimana manusia bertahan hidup. “Belajar” tidak hanya bagi anak kecil dan siswa di sekolah. Belajar adalah sesuatu yang kita selalu lakukan sepanjang hayat. Jika Anda pernah berjuang untuk merancang sebuah software baru dan menemui momen inspiratif, Anda akan tahu betapa mengasyikkannya bisa terus belajar sesuatu yang baru.

Jika ada area spesifik dalam kehidupan yang membuat kita kurang termotivasi, itu lebih karena kita tidak percaya diri dalam melakukannya. Mungkin Anda membenci memasak, menulis, berolahraga atau pekerjaan lain karena Anda tahu Anda berjuang keras melakukannya dengan baik.Bersabarlah dalam belajar dan itu bisa membuat mtovasi lebih tinggi.

Tetap termotivasi saat bekerja

Anda mungkin termotivasi memulai pekerjaan baru tetapi jika perhatian Anda buyar setelah 5 menit, Anda akan berjuang untuk menjaga keberadaan motivasi itu. Setiap waktu Anda beralih ke hal lain (seperti Facebook atau ponsel Anda), Anda sedang mengganggu konsentrasi diri sendiri.

Tetap fokus pada satu hal di satu waktu bahkan jika itu berarti Anda harus memutuskan koneksi Internet dan memblokir situs yang mengganggu konsentrasi. Jika Anda terus menunda untuk memulai, itu akan memberi kesan bahwa pekerjaan itu akan menghantui Anda selamanya.(*/Akhlis) 

Berdamai Dengan ganguan

Penelitian terbaru menyatakan bahwa memang ada ongkos yang ditimbulkan oleh gangguan atau distraksi terhadap level produktivitas seseorang. Namun saat dunia ini makin penuh dengan hal-hal yang berpotensi mengganggu kinerja Anda sebagai entrepreneur, bisakah kita dengan sunguuh-sungguh menjunjung tinggi idealisme dari kehidupan yang bebas gangguan.

Sebagai entrepreneur, Anda patut sadari bahwa tak semua gangguan yang Anda temui dalam bisnis maupun kehidupan pribadi adalah hal yang negatif dan harus dihindari 100%.

Menatap keluar jendela memungkinkan otak Anda untuk memunculkan ide-ide gila dan memroses informasi yang datang menyerbu. Berinteraksi barang sejenak di situs jejaring sosial selama beberapa menit bisa juga memberikan sebuah istirahat bagi otak. Dengan begitu, Anda bisa kembali bekerja setelahnya dengan suasana hati dan perasaan yang lebih baik, lebih prroduktif dalam pekerjaan.

Daripada mengenyahkan hal-hal yang bisa mengganggu Anda dari pekerjaan,cobalah untuk menciptakan dan merangkul ‘gangguan’ yang memberikan Anda jeda dari kesibukan yang menjemukan dan melelahkan.

*) Diadaptasi dari tulisan Andrew L. Molinsky dkk. “Three Skills Every 21st-Century Manager Needs"

Selasa, 21 Februari 2012

10 Mitos Entrepreneurship yang Harus Anda Dobrak!

Selama bertahun-tahun saya mencoba merenung tentang semua pengalaman saya dalam dunia entrepreneurship, saya pun menemukan  beberapa mitos yang berkembang. Salah satu yang paling banyak saya temui ialah bahwa masih banyak orang Indonesia yang menganggap entrepreneurship merupakan sebuah bakat genetis, bukan sebuah bidang ilmu pengetahuan yang ilmiah dan bisa dipelajari. Berkali-kali saya serukan bahwa itu kurang benar. Semua orang, tanpa memandang suku, agama, ras, status sosial, bisa mempelajari entrepreneurship. Tinggal tekad, kemauan dan kerja kerasnya tinggi atau tidak.

Itu hanya satu mitos saja. Tetapi saat saya membaca paparan Donald F. Kuratko mengenai mitos-mitos entrepreneurship, saya menyadari bahwa mitos lain juga banyak berkembang. Tak hanya di negara kita saja, tetapi mitos-mitos ini juga bisa dijumpai di banyak negara.

Mitos 1: Entrepreneur bertumpu pada tindakan bukan pikiran
Entrepreneur memang menekankan eksekusi, pelaksanaan, tindakan nyata. Akan tetapi saya juga sadari bahwa diperlukan sebuah pemikiran mendalam sebelum seorang entrepreneur bertindak.  Entrepreneur idealnya mampu menyeimbangkan antara dua aspek ini: tindakan dan pikiran.

Mitos 2: Entrepreneurship ialah bakat yang tak bisa dipelajari
Seperti yang pernah diungkapkan Peter F. Drucker, saya juga yakin bahwa entrepreneurship merupakan disiplin ilmu yang bisa dipelajari dan diterapkan semua orang di muka bumi. Memang ada sifat-sifat tertentu yang bisa ditemukan dalam kepribadian para entrepreneur sukses, namun entrepreneurship juga memiliki model, proses, dan studi kasus yang semuanya bisa ditelaah secara ilmiah dan dipelajari.

Mitos 3: Entrepreneur juga penemu
Tidak selalu benar. Entrepreneur tak selalu harus menemukan atau merancang produk baru. Meskipun banyak penemu juga seorang entrepreneur, tapi pada kenyataannya banyak entrepreneur memiliki banyak bidang yang mereka geluti.Yang paling penting ialah bahwa entrepreneurship mesti dipahami sebagai sebuah pemahaman menyeluruh mengenai perilaku inovatif dalam segala bentuk dan macamnya.

Mitos 4: Entrepreneur adalah mereka yang terasing dalam masyarakat dan sekolah
Asumsi bahwa entrepreneur ialah mereka yang tidak sesuai dengan lingkungan sosial dan akademis dilatarbelakangi oleh banyak ditemuinya pemilik bisnis yang melejit setelah ia tinggalkan bangku pendidikan atau dianggap eksentrik oleh orang-orang di sekitarnya. Ini tidak sepenuhnya benar karena ini bisa terjadi karena iklim dan spirit sekolah-sekolah kita masih belum siap mengenali bakat-bakat entrepreneurship dalam diri anak-anak didiknya. Entrepreneur juga masih perlu pendidikan, baik formal dan informal, karena tantangan dalam bisnis terus berkembang. Pendidikan sepanjang hayat bagi entrepreneur adalah kewajiban jika tak ingin tergulung persaingan.

Mitos 5: Entrepreneur harus sesuai persyaratan
Mungkin Anda sudah banyak temukan banyak bacaan yang memuat karakteristik entrepreneur sukses. Saat Anda ingin menjadi entrepreneur sukses, Anda pun menjadikan daftar ini sebagai acuan ,dan saat Anda merasa tidak memenuhi sebagian syarat-syarat itu, Anda merasa gentar dan mengurungkan niat terjun berbisnis. Saya himbau jangan jadikan itu semacam patokan wajib, anggap saja sebuah panduan yang fleksibel. Bagaimanapun juga tak satu pihak pun bisa menentukan apakah seseorang akan menjadi entrepreneur sukses atau tidak di masa depan. Anda sendiri yang bisa menjawabnya. Jika memang Anda lemah dalam beberapa aspek, jalinlah kerjasam dengan mereka yang memiliki kelebihan dalam aspek yang menjadi kelemahan Anda. Tak perlu menunggu menjadi sempurna untuk bisa merintis usaha.

Mitos 6: Uang mutlak diperlukan dalam membangun bisnis
Benar bahwa setiap bisnis perlu uang untuk berjalan. Tetapi saat Anda menganggap ada tidaknya uang sebagai satu-satunya faktor penentu kesuksesan, maka Anda harus mengubah pola pikir itu. Kita memang banyak temui perusahaan bangkrut secara finansial karena tak ada dana tetapi kita lupa bahwa sesungguhnya masalah keuangan yang muncul itu hanya indikator paling mudah dilrasakan dari memburuknya aspek-aspek lain dalam bisnis yang kita miliki. Perencanaan yang buruk, kemampuan manajemen yang acak-acakan, komunikasi yang kurang, bisa jadi adalah akar masalah sebenarnya. Maka dari itu, jadikan kekayaan yang kita miliki sebagai sebuah alat bukan tujuan akhir.

Mitos 7: Entrepreneur mutlak perlu keberuntungan
Menemukan peluang yang tepat di saat yang tepat menjadi idaman bagi banyak entrepreneur. Sayangnya, banyak entrepreneur menganggap keberuntungan hanya sebuah kebetulan, minus kerja keras. Kenyataannya, keberuntungan juga merupakan sesuatu yang harus dibangun. Ia tak datang begitu saja menghampiri orang. Keberuntungan perlu dibangun dengan cara membangun kesiapan diri sebelum peluang emas mendatangi Anda.

Mitos 8: Entrepreneurship tak memiliki tatanan
Saya menemui banyak entrepreneur muda yang terlihat memiliki kepribadian periang dan penuh passion dalam menjalankan usaha mereka. Sekilas tak nampak kemampuan untuk mengatur. Padahal sebenarnya mereka memiliki sistemnya sendiri, dan sistem ini sering tidak bisa dipahami orang lain. Entrepreneur bukan sosok penuh kecerobohan yang asal menggarap peluang bisnis tertentu, mereka memiliki sistem berpikir yang unik, dan tak banyak dipahami orang kebanyakan.

Mitos 9: Mayoritas usaha baru pasti gagal
Banyak entrepreneur terjungkal sebelum mengecap keberhasilan. Kegagalan ini memang lazim dialami tetapi bukan itu yang paling penting. Hal terpenting dari kegagalan ialah bagaimana kita bisa mengambil pelajaran di baliknya. Saat entrepreneur mampu mempelajari dan menerapkan pelajaran itu dalam langkahnya yang berikut, maka ia pun makin dekat dengan keberhasilan. Anggap saja sebagai proses yang harus dilalui dan dinikmati agar diri kita menjadi sosok pribadi yang pantas untuk menikmati sukses.

Mitos 10: Entrepreneur ambil risiko baru berpikir
Konsep risiko harus dipahami sebagai risiko yang sudah diukur sebelumnya. Diperlukan pengamatan, kalkulasi dan penelitian untuk mengukur risiko yang akan diambil. Inilah yang kurang dipahami banyak orang. (*/Akhlis)

Entrepreneurship dan Kebebasan

Entrepreneurship sesungguhnya mengenai kebebasan. Kebebasan untuk bekerja dengan cara dan waktu yang Anda inginkan. Kebebasan ini menciptakan kehidupan Anda dari nol dan membuatnya lebih nikmat dan bermakna. Sebagai seorang entrepreneur, kita bisa bekerja saat kita merasa paling produktif. Misalnya kita bisa bekerja di pagi buta pukul 4 saat belum banyak orang terbangun untuk memulai mengerjakan pekerjaan dengan konsentrasi lebih tinggi. Gangguan juga lebih minim di saat-saat seperti ini.

Kita bisa mengatur jadwal sendiri, sambil masih tetap mempertahankan kebutuhan klien dan kesempatan kita sendiri. Kita menciptakan sebuah lingkungan kerja yang mencerminkan nilai dan prinsip Anda, bukan nilai dan prinsip yang diyakini oleh orang lain. Dan dalam dunia di mana di dalamnya perusahaan-perusahaan tak lagi memberikan kenyamanan seumur hidup sebagaimana di masa lalu, Anda bisa menciptakan kenyamanan bekerja sendiri dengan menciptakan pekerjaan sendiri dan bagi orang lain

Pertama kali jangan berpikir untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar. Sebagai entrepreneur, kita perlu memiliki dan mengasah kemampuan yang cepat untuk menanggapi perubahan dalam dunia bisnis Anda. Banyak perusahaan besar merasa bahwa mereka bisa mengendalikan ekosistem di mana mereka bekerja, padahal tak akan mungkin bisa.

Source:ciputra