Rabu, 28 Maret 2012

7 Hal yang Saya Pelajari dari Steve Jobs


Steve Jobs mungkin sudah wafat tetapi beberapa warisannya masih akan tetap dikenang oleh dunia. Dari pidatonya yang disampaikan di depan hadirin upacara wisuda di Universitas Stanford tahun 2005, Steve Jobs mengemukakan kisah hidupnya yang getir dan berbuah manis dengan kerja keras.

Jobs yang dikenal perfeksionis dan ambisius ini tak hanya memberikan kita pelajaran bagaimana menjual kepada konsumen dengan menyentuh sisi kemanusiaan mereka, tetapi ia juga tergolong seorang figur fenomenal dalam peradaban modern. Tanpa gelar sarjana seperti Bill Gates, Jobs mampu pukau dunia dengan karya-karyanya di Apple.


Saya berpikir kisah hidup Steve Jobs yang dramatis ini bisa menginsipirasi kita. Ada 7 poin yang bisa kita pelajari dan terapkan sepeninggalnya.


CINTAI APA YANG KITA LAKUKAN

Pakailah sudut pandang yang berbeda dalam memahami dan menjalani karir yang kita jalani. Mayoritas orang hanya mengikuti arus di sekitar mereka tanpa memahami apa yang diinginkan hati dan intuisi mereka. Sering kali ini dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar. Berhentilah sejenak dan renungkan apa yang hati dan intuisi kita sebenarnya inginkan karena keduanya hampir selalu benar. Miliki sebuah tujuan yang besar secara maknawi tetapi sederhana yang bisa kita wujudkan melalui pencapaian tujuan-tujuan yang lebih kecil setiap harinya.

CETAK PRESTASI

Layaknya sebuah organisasi atau perusahaan, setiap individu juga idealnya harus memiliki visi dalam menjalani kehidupan mereka. Dengan memiliki sebuah visi atau impian, kita dapat dengan jelas mengetahui apa yang ingin kita tuju dan wujudkan, tidak hanya dalam lingkup profesi tetapi juga secara umum. Memiliki sebuah visi yang jelas juga bisa memberikan peluang bagi diri kita untuk berbagi dan bertukar serta memperkaya visi yang pada gilirannya akan memungkinkan kita untuk berhubungan dan bekerjasama dengan sebanyak-banyaknya individu atau kelompok lainnya yang memiliki kesamaan visi. Dalam kasus Steve Jobs, secara gamblang ia menekankan visinya tentang inovasi yang dapat mengubah dunia. Gairah inilah yang mendorong kita untuk tidak hanya mengikuti siklus kehidupan yang konvensional.


ROMBAK CARA BERPIKIR

Revolusi cara berpikir kita dari sekarang. Inovasi tanpa daya kreasi sebagai pengiringnya merupakan omong kosong belaka. Bagi Jobs, berkreasi pada dasarnya ialah menghubungkan entitas-entitas terpisah dengan cara yang belum dipakai orang lain. Jobs sangat menjunjung tinggi pentingnya pengalaman agar dapat mengerti pengalaman hidup manusia dengan lebih mendalam.


JUALLAH MIMPI

Bertindaklah lebih jauh dari yang seharusnya. Dalam hal ini, kita harus bisa menyentuh ‘titik’ paling sensitif yang dimiliki konsumen, sesuatu yang lebih dalam dan esensial. Saat konsumen merasa sangat dipahami dan dimanjakan, saat itulah kita dapat dikatakan memahami mereka bukan sebagai konsumen tetapi sekumpulan individu yang menyimpan, impian, harapan, dan cita-cita. Apa yang sejauh ini dilakukan Jobs serta stafnya ialah membuat sederet produk yang diciptakan berdasarkan keinginan untuk membantu ‘konsumen’ meraih impian, harapan, dan cita-cita.


UTAMAKAN KESEDERHANAAN

Seseorang tidak dapat dikatakan jenius jika ia memperumit hal yang sebenarnya lebih sederhana karena kelebihan utama seorang jenius adalah menyederhanakan kerumitan sehingga bisa lebih dimengerti orang lain. Filosofi inilah yang mendasari berbagai desain produk Apple. Jobs sangat mengagungkan kesederhanaan dengan menyatakan, “Kesederhanaan ialah kecanggihan yang paling utama”. Dengan menyingkirkan hal lain yang kurang penting, kita memungkinkan hal-hal yang jauh lebih penting untuk bisa mengemukan.


MILIKI PENGALAMAN YANG ‘GILA’

Terapkan sudut pandang yang berbeda saat memandang apa yang akan dialami orang lain saat memakai produk atau jasa kita. Steve Jobs telah membuat Apple menjadi sebuah standar baru di bidang layanan pelanggan. Apple Store mencetak prestasi dengan menjadi pengecer terhebat dengan memperkenalkan inovasi sederhana yang dapat diterapkan oleh semua bisnis di dunia sehingga terjalin sebuah hubungan yang dalam dan abadi dengan pengguna produk atau jasa kita. Gunakan analogi atau metafora untuk memikirkan mengenai solusi sebuah masalah. Dengan menemukan persamaan di antara dua hal yang tidak sama, otak kita dirangsang untuk membuat hubungan yang menjembatani keduanya.


SAMPAIKAN IDE DENGAN MENGESANKAN

Berpikirlah dengan cara yang berbeda tentang kisah kita. Ide memang penting tetapi jika kita kurang pandai dalam menyampaikan mungkin saja esensinya tidak tersampaikan atau bahkan salah dimengerti. Dan konsekuensinya, orang tidak akan memperhatikan apalagi terkesan oleh ide kita tidak peduli secemerlang apapun ide itu. Keahlian bertutur bagi Steve Jobs bukan lagi soal bagaimana meluncurkan sebuah produk dan meraih angka penjualan setinggi-tingginya, tetapi juga soal mengubah sesuatu yang formal menjadi sebuah bentuk karya seni mengagumkan. Dan pastikan kisah yang kita gunakan untuk membangun merek selalu konsisten dari satu aspek ke aspek lainnya, misalnya iklan, bahan pemasaran, media sosial, presentasi, situs, dan sebagainya.

Credit: ciputraentrepreneurship

Selasa, 20 Maret 2012

Struktur Hukum Baru bagi 'Entrepreneur Sosial'


Laman online.wsj.com memuat sebuah tulisan oleh Kyle Westaway yang berjudul "New Legal Structures for 'Social Entrepreneurs'". Tulisan Westaway tersebut memuat sejumlah butir penting mengenai struktur hukum inovatif yang didesain untuk para entrepreneur yang terdorong oleh keinginan mencetak untung dan menyebarkan kebaikan bagi sesama. Struktur hukum ini memang hanya berlaku di Amerika Serikat tetapi ada baiknya kita mengetahui sebagai pengetahuan sehingga kelak bisa menerapkan hal yang sama untuk menyuburkan entrepreneurship sosial di sini.

Seperti dikutip dari laman tersebut, biaya yang dihabiskan untuk menggunakan salah satu struktur hukum akan bergantung pada biaya pengacara yang disewa oleh si entrepreneur, tetapi umumnya biaya itu tidak melebihi kisaran 10 ribu dollar AS untuk sebuah usaha rintisan (startup) dengan jumlah karyawan kurang dari 10 orang.

Di sini dijelaskan bahwa:

L3C
Ideal untuk: perusahaan yang hendak menggabungkan modal tradisional dengan modal "filantropis" seperti sejumlah yayasan.
Tersedia untuk startup di negara bagianVermont, Michigan, Wyoming, Utah, Illinois, North Carolina, Louisiana, Maine dan menyusul di Rhode Island.

BENEFIT CORPORATION
Ideal untuk: perusahaan yang hendak membuat dampak positif yang bisa diukurdengan memberikan transparansi yang lebih baik kepada masyarakat
Tersedia untuk startup di negara bagian: Maryland, Vermont, Virginia, New Jersey, Hawaii, California dan juga New York

FLEXIBLE-PURPOSE CORPORATION
Ideal untuk: perusahaan yang bertujuan melakukan aksi positif dalam lingkupnya sendiri
Tersedia untuk startup di negara bagian: California. Selengkapnya di online.wsj.com

Minggu, 18 Maret 2012

Masa lalu adalah prolog

Itu kutipan telah memberikan saya banyak berpikir, banyak yang harus dilakukan, dan banyak untuk diberikan kepada kehidupan ini. Saya percaya bahwa sejarah tidak sama dengan masa depan, tapi itu bisa, jika kita tidak berubah, jika kita tidak bergerak dari zona kenyamanan kita dan mulai memberikan kontribusi kebaikan dan kesempurnaan dalam hidup kita.

Mimpi saya adalah melampaui apa yang saya pikir saya bisa dan melakukan lebih dari apa yang diperlukan.

Pekerjaan saya adalah gambaran diri saya sendiri. Saya selalu ingin berbagi apa yang ada di hati saya melalui pekerjaan dan apa yang saya mampu lakukan, sehingga disekitar akan merasa. Tidak mengherankan, jalan bagi saya untuk pergi ke sana tidak selalu mudah. Aku sudah dibombardir dengan perjuangan dan meremehkan serta kemenangan dan ketinggian. Tapi ini tidak pernah membawa saya jatuh dan mengarah ke bawah. Saya telah melalui kelelahan, kebosanan, putus asa, bahkan air mata. Saya merasa diremehkan ketika orang melihat kepada saya. Tapi terimakasih kepada tuhan, Dia mengangkat saya dengan memberikan saya berkat terlalu banyak untuk dihitung. Dia membawa saya ke tempat yang lebih tinggi. Ini tidak membuat saya puas dan sombong, tapi itu tidak mengingatkan saya bahwa Dia ingin dan memungkinkan saya untuk berbuat lebih banyak.

Saya tidak pernah berpikir bahwa saya harus meluangkan banyak upaya. Saya tidak pernah berpikir bahwa saya harus meluangkan banyak energi untuk menjaga motivasi dan membakar smangat saya. Tidak menyebutkan pertempuran sendiri terhadap paradigma salah yang hidup di masyarakat. Entah bagaimana, ada banyak orang di sekeliling saya yang berpikir bahwa memiliki mimpi besar adalah sebuah "kesalahan" dan bahwa itu adalah kesombongan. Tapi, hei, segala sesuatu dimulai dengan mimpi dan visi. Dan aku punya keyakinan untuk melihat sesuatu yang benar datang. Setelah semua, saya telah membuktikan mereka.

Ini bukan tentang menang sekali, tapi itu adalah tentang keteguhan untuk menang. Dan saya ingin menjadi orang yang mengalami kemenangan mereka.

Kadang-kadang sebagai runner, kita harus melangkah mundur beberapa langkah untuk berjalan lebih cepat dan melompat lebih tinggi. Dan kadang-kadang sebagai pelukis, kita harus melangkah mundur untuk dapat melihat tampilan yang lebih besar dan gambar lebih jelas.

Suatu hari, saya akan duduk dan mencerminkan diri di cermin. Saya tidak akan pernah tahu apa yang akan saya lihat, tapi satu hal yang saya tahu, saya tidak akan membiarkan diri menyesal untuk siapa saya akan karena apa yang saya lakukan di masa lalu. Ini adalah waktu saya. Ini 'sekarang' akan 'masa lalu' saya di masa depan. Dan sekarang, saya melihat diri saya di masa depan, duduk di sofa, merasa seperti seorang pemenang, berpikir kembali dan tersenyum karena saya telah melakukan suatu pekerjaan yang besar yang bisa dibanggakan.

Kemenangan bukan hanya untuk saya, tetapi  untuk setiap orang dan setiap satu di dunia ini yang masih percaya bahwa mereka bisa dan  pantas untuk menang / kesetaraan kesempatan untuk menang

Minggu, 04 Maret 2012

Benarka Anda Membutuhkan Venture Capital




Entrepreneur muda seringkali mengejar pendanaan terlebih dahulu dan menomor duakan produk. Sesungguhnya hal itu merupakan situasi yang tidak sehat dan tidak akan memberi dampak positif bagi bisnis.



Seringkali, entrepreneur muda berpikir bahwa kelangsungan hidup bisnis mereka itu bergantung pada kemampuan mereka untuk menemukan investor dan mendapatkan modal. Tapi kenyataannya mendapatkan modal adalah impian belaka. Jangan putus asa karena sesungguhnya usaha mendapatkan modal seharusnya menjadi perhatian terakhir bagi bisnis Anda.
Kenyataannya, tidak ada bank yang akan memberikan Anda pinjaman. Arus kas perbankan di Amerika telah menurun belakangan ini dan sebagai hasilnya, mereka menolak lebih dari 90% pengajuan pinjaman untuk bisnis kecil dan menengah. Menjelaskan bisnis Anda kepada venture capitalists (VC) sama tidak efektifnya seperti mengejar awan (alias sia-sia belaka). Di samping itu, dengan bertambah banyaknya entrepreneur yang juga meminta modal dari investor, perusahaan VC menjadi semakin pemilih dalam memutuskan bisnis mana yang paling layak untuk dikembangkan.
Lebih baik bootstrap
Bootstrap adalah istilah bagi sekelompok orang dengan pemikiran yang sama; bertahan sepanjang proses bisnis tanpa bantuan dari pihak luar.
Sederhananya, tidaklah cukup menjadi seseorang dengan ide yang hebat. Apa yang akan memisahkan atau membedakan bisnis Anda dengan lainnya adalah kualitas yang harus dicapai oleh produk Anda dan bukannya modal yang mendukung bisnis Anda. Mempertahankan bisnis Anda tanpa bantuan dari luar adalah suatu keharusan, bukan sebuah pilihan.
Langkah awal yang harus diambil saat memulai bisnis, Anda harus menemukan cara untuk mengembangkan ide hebat tersebut dengan modal terbatas yang Anda miliki; Anda dapat membangun bisnis secara bertahap dari sana. Nilai sebenarnya (true value) dari sebuah bisnis, terutama yang masih muda, diukur dari kualitas produk atau jasanya, bukan dari jumlah modalnya.
Berhentilah mengejar Modal
Pendanaan pada sebuah startup dengan modal sendiri mungkin terlihat menakutkan, namun pengembalian modal sendiri dari bisnis Anda akan lebih tinggi nilainya ketimbang modal yang diterima dari pihak ketiga selama masa-masa awal bisnis Anda. Berikut alasannya : Dalam kasus yang jarang terjadi, ide Anda terlihat sangat menguntungkan sehingga Anda mendapatkan modal dalam jumlah besar di awal, kemudian modal Anda akan secara dramatis dicairkan. Dan apabila bisnis Anda mencapai kesuksesan, uang yang Anda terima tidak akan sama dengan waktu dan usaha yang telah Anda berikan untuk membangun bisnis Anda tersebut karena banyak pihak yang turut campur tangan dan mengharapkan pengembalian modal yang besar pula.
Penjelasan ini bukan bermaksud untuk mengatakan bahwa modal bukan merupakan bagian penting bagi perluasan bisnis Anda. Namun angel dan venture capital akan menjadi bagian yang vital hanya pada saat yang tepat.
Kenyataannya banyak entrepreneur muda yang gagal karena mengira mendapatkan modal merupakan fokus utama bisnis mereka. Akuisisi modal seharusnya menjadi proses yang bertahap sepanjang pengembangan bisnis Anda.

Perjalanan William Founder Tokopedia


William Membangun Tokopedia Sampai Mencapai Transaksi 8 Miliar Per Bulan

Suatu hari di pertengahan tahun 2009, saya sedang mengantri di loket registrasi partisipan Awarding Night Bubu Awards v06. Tiba-tiba saat mengantri saya dihampiri seorang panitia registrasi yang tersenyum pada saya dan terjadi percakapan sebagai berikut :
Panitia: “Silahkan”
Saya:  “Halo, saya salah satu finalis malam ini”
Panitia: “Dari mana?”
Saya: “Dari Tokopedia”
Panitia: “Oooo dari Tokopedia… William Tanuwijaya ya?”
Saya: “Iya.. Betul, saya William Tanuwijaya”
Panitia: “Saya pikir tadi William itu sudah bapak-bapak loh, taunya masih muda. Tadi malahan pas saya pertama lihat, saya pikir anak SMP loh”
Saya: “……” (cuma sanggup membalas dengan senyuman..)

Lolos menjadi salah satu finalis / nominator untuk Indonesia ICT Award 2009 dan Bubu Awards v06 sudah merupakan kebanggaan luar biasa buat team Tokopedia. Website tokopedia saat itu masih berbentuk html prototype, lalu saat penjurian masih dalam tahap demo version, kemudian saat awarding night masih dalam tahap closed BETA version. Sementara para nominator lainnya adalah mereka yang sudah eksis sebagai content digital dot-com di tengah para netters Indonesia.
Ketika Sarah Sechan mengumumkan sang pemenang satu-per satu,
Sarah Sechan: “And the winner is… TOKOPEDIA
Tiba-tiba orang-orang di sekeliling saya bergemuruh, dan saling mengucapkan “Selamat!” sambil mengajak berjabat tangan. Saya panik, tidak siap, dan luar biasa terkejut. Rasanya tidak mungkin, mustahil!
Moral story dari malam itu barangkali, “Tidak ada yang tidak mungkin!” Semuda apapun usia kita, seprematur apapun hasil karya kita, selama kita pupuk dengan penuh dedikasi, semangat, keringat dan kerja keras; pengakuan dan penghargaan akan datang dengan sendirinya.
Keberhasilan menjadi pemenang ini membawa hikmah karena para pemenang diumumkan di media cetak Kompas, juga website Detik dan Kompas.com. Hal ini membuat orang-orang jadi penasaran dan membuka Tokopedia.com, di beberapa online media justru ada beberapa komentar negatif dari masyarakat umum, seperti “loh kok website beginian tidak bisa login bisa juara BuBu Award?”, “ah paling 2 tahun lagi sudah tidak bisa diakses websitenya”, apa boleh buat, pada saat itu sangat minim cerita sukses di dunia web entrepreneur lokal sehingga kami terus berjalan maju dengan mengacuhkan pandangan pesimis mengenai web entrepreneur.
Berangkat dari Masalah
Entrepreneur mendapatkan suatu masalah dan berusaha memecahkannya, Tokopedia berangkat dari sebuah masalah juga. Ketika tahun 2007-2008 sewaktu saya membantu Forum Kafegaul sebagai Super Moderator, saya beberapa kali menemukan kasus penipuan dalam transaksi jual beli, saya tidak bisa membantu korban pada saat itu, i feel very helpless with that situation. Apa yang saya rasakan pada saat itu merupakan awal dari Tokopedia yang berusaha memecahkan masalah antara penjual dan pembeli, di mana pembeli tidak perlu memiliki trust terhadap penjual, tetapi cukup trust kepada Tokopedia sebagai mediator antara keduanya.
Tokopedia.com adalah mall online tempat bertemunya penjual dan pembeli yang memungkinkan terjadinya transaksi online yang aman dan nyaman, digawangi oleh William Tanuwijaya (@liamtanu) sebagai CEO dan Leontinus Alpha Edison (@leon_psm) sebagai COO, keduanya adalah Co Founder Tokopedia.
Saat ini Tokopedia telah memiliki lebih dari, 15.446 merchant aktif, 367.000 produk, 15 juta pageviews per bulan, 800 ribu pengunjung. Sementara total transaksi yang terjadi di Tokopedia telah mencapai lebih dari 8,38 Milyar Rupiah / bulan.
Tokopedia saat ini memiliki 3 divisi. Divisi Product & Technology yang bertanggung jawab atas pengembangan situs,  Divisi Customer Service sebanyak 8 orang yang dibagi 2 shift, bekerja dari jam 9 pagi s/d 10 malam, dan Divisi Content yang bertanggung jawab mengoptimalkan pengalaman berbelanja di masing-masing kategori .

Source:startupbisnis

Kamis, 01 Maret 2012

Keluar dari PNS, dan sukses menjadi Produsen Software



Sri Wahono selalu teguh pada impiannya. Nyatanya, mimpinya untuk menjadi pengusaha benar-benar terwujud. Keluar dari PNS, Wahono merintis usaha pembuatan software bisnis. Kini ia membukukan omzet miliaran rupiah dengan ribuan klien. 



Saat menyebut Lampung, mungkin di benak Anda tebersit gajah Way Kambas atau keripik pisang yang menjadi oleh-oleh khas daerah itu. Sebagai pria yang lahir dan besar di Lampung, Sri Wahono pun merasakan betul hal tersebut. Namun, ia juga ingin menunjukkan potensi Lampung lainnya, yakni sebagai penghasil peranti lunak (software) komputer yang mendunia. 


Dengan mengibarkan bendera Aztechsoft Internasional, ia menciptakan berbagai software bisnis. Ia membuat program penggajian, pembayaran kasir, hingga pencatatan data ekspor impor yang telah dipakai oleh 1.587 perusahaan. 



Tak ingin menikmati kesuksesan sendiri, Wahono pun mendorong orang lain untuk menjadi wirausahawan baru. Ia mengundang orang untuk menjadi agen pemasar produknya. Sekarang 23 diler yang tersebar di seluruh Indonesia mendistribusikan produknya. Dari sini, Wahono bisa mendulang omzet Rp 2,2 miliar per tahun. 



Pemuda 32 tahun ini bukan berasal dari keluarga yang melek teknologi. Orang tuanya adalah petani transmigran sederhana. Bahkan, profesi Wahono saat ini berbeda jauh dengan harapan orang tua yang menginginkannya menjadi ustad. Tak heran, dia menempuh pendidikan di sekolah agama.



Setelah lulus tes masuk Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung, jalan hidupnya berubah. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia bekerja di persewaan komputer milik teman. Di tempat inilah, ide untuk berbisnis software muncul, hingga ia mendapatkan proyek dari sebuah bank perkreditan rakyat dan Telkom di Lampung. Lantaran lebih asyik menjalani dunia programming, Wahono pun menanggalkan status mahasiswanya. 



Pilihan menikah di usia muda menghadapkannya pada kenyataan bahwa ia harus menghidupi istri. Akhirnya, saat memasuki milenium baru, ia memutuskan membuka toko kelontong bermodal Rp 1 juta. Di sela waktunya, Wahono pun menjadi desainer freelance surat kabar dan tabloid lokal. 



Tapi, ambisi lama berbisnis peranti lunak tak terbendung lagi. Beruntung, sang istri, Nunik Palupi, mendukung penuh mimpinya membuatsoftware house. Nunik rela menjual perhiasan sebagai modal mendirikan CV Aztech pada 2001.

Keluar PNS

Selayaknya hukum alam, usaha dengan modal minim sering kalah bersaing dengan perusahaan bermodal lebih besar. Itu pula yang dialami CV Aztech. Penjualan software sepi karena hanya sedikit klien yang kenal atau percaya dengan software karya Wahono ini. 



Oleh karena itu, selain mengelola bisnis sendiri, Wahono juga melakoni pekerjaan di beberapa perusahaan secara berpindah-pindah. Pada 2004 ia diterima menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Pendapatan Daerah Lampung. Sayang, jiwa wirausaha yang terus bergejolak tak membuatnya betah. Hanya dua minggu Wahono menyandang status PNS. 



Nekat melepas status PNS, Wahono mulai serius menghidupi Aztechsoft. Dia menyemangati diri agar bisnis software-nya sukses. “Malu kalau berani keluar dari PNS tapi bisnis gagal,” kata Wahono, terkekeh.



Karena itu, ia merekrut beberapa karyawan untuk memperkuat amunisi perusahaannya. Ia pun fokus menggarap software akuntansi untuk perusahaan dagang. Dengan nama program Acosys, Wahono menyebarkan program ini ke beberapa perusahaan sebagai uji coba.  Maklum, saat itu ada perusahaan software asal Jakarta yang mendominasi pasar peranti lunak di Lampung. Perusahaan-perusahaan besar pun menjadi klien mereka. 



Alhasil, Wahono yang hanya berkantor di kompleks terpencil harus cerdik menyusun strategi tanpa berpromosi. “Kalaupun pasang iklan, nanti calon klien malah kesulitan cari kantornya di mana,” tuturnya.



Bersama karyawannya, Wahono menempuh strategi gerilya. Menawarkan peranti lunak dari kantor ke kantor, tanpa terdeteksi kompetitor yang lebih besar. Ia membidik perusahaan-perusahaan kecil yang berkantor di sekitar kantor perusahaan besar yang menjadi klien kompetitor.  Dengan strategi ini ia berharap perusahaan besar mendengar Acosys dari lingkungan sekeliling. Wahono juga mengutamakan layanan after sales service sebagai nilai lebih. 



Tiga tahun kemudian, sebagian perusahaan besar yang dia incar benar-benar tertarik dan berpindah menggunakan Acosys. Hingga tahun 2007, Aztechsoft sudah memiliki sekitar 300 klien. Wahono pun bisa membeli ruko sebagai kantor dan berani memasang iklan secara terang-terangan. 



Kini software Acosys sudah mencapai versi keempat. Wahono juga merambah pasar internasional. Ia sengaja membuat program dengan bahasa dan mata uang asing, seperti Jerman, Rusia, dan Timur Tengah. Respons positif dia terima dari beberapa perusahaan yang sudah mencobanya. Satu lagi bukti bahwa kegigihan membawa berkah.