Groupon adalah salah satu startup yang paling hot di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Hanya dalam kurun waktu dua tahun, Groupon telah menciptakan fenomena di dunia dengan konsep collective group buying, bertumbuh dengan 1.600 karyawan dan meningkatkan nilai jual Groupon menjadi lebih dari 1 Milliar US dolar, seakan Groupon dan timnya memang ditakdirkan untuk menjadi sedemikian hebat.
Kenyataannya, perjalanan yang ditempuh menuju kesuksesan Groupon mengalami banyak rintangan dan kesalahan. Andrew juga mengungkapkan cerita Groupon bertumbuh sebagai perusahaan gagal yang berusaha melakukan terlalu banyak hal dalam satu waktu.
Pada tahun 2007, Andrew memulai sebuah perusahaan yang bernama ThePoint, sebuah platform yang memungkinkan user untuk membuat kampanye untuk mengumpulkan donasi. Disini Anda berjanji untuk menaruh uang Anda dan menyiapkan kartu kredit Anda, namun Anda tidak memberikan donasi tersebut sampai Anda menyentuh “tipping point” suatu titik dimana sejumlah orang bergabung dalam kampanye tersebut atau suatu jumlah finansial tertentu.
Andrew menyukai visi yang melatar-belakangi ThePoint, yang mana menjadi suatu penyelesaian masalah yang melibatkan aksi kolektif atau sekelompok orang. Dia pikir platform seperti ini memampukan orang-orang untuk melakukan perubahan nyata yang hanya dapat terjadi dengan aksi kolektif yang salah satunya dengan membuat kampanye amal.
Untuk mencoba membuktikan kekuatan potensial dari ThePoint, Andrew memulai sebuah blog kecil-kecilan di WordPress yang bernama “Groupon” pada musim gugur tahun 2008, dengan didukung oleh sebuah widget dari ThePoint yang menyediakan penawaran setiap harinya. Pada musim panas 2009, Groupon justru secara signifikan menyita waktu dan sumberdaya lebih banyak daripada ThePoint.
Sementara ThePoint tidak mendapatkan momentumnya, Groupon justru terus meroket. Sesungguhnya apa yang terjadi? Andrew memiliki 6 (enam) alasan mengapa Groupon sukses dan ThePoint sebaliknya. Dan yang lebih penting, keenam poin ini adalah nasihat dari Andrew yang dapat menginspirasi entrepreneur yang sedang mencoba membangun bisnis.
- Anda sedang membangun sebuah alat, bukan suatu karya seni. Andrew menyarankan agar Anda tidak buta oleh visi, seperti yang ia lakukan dengan ThePoint. Groupon telah melakukan kebalikannya secara keseluruhan, sangat fokus untuk mendapatkan pelanggan sejak detik pertamanya.
- Pahami batasan diri Anda, namun cobalah menerobosnya.
- Anda harus meiliki rencana untuk terus bertumbuh.
- Tools atau alat yang terbaik tidak selalu terlihat cool. Groupon memilih e-mail karena sederhana dan bersifat universal (mendunia).
- Anda mungkin gagal, namun Andrew menyarankan Anda untuk memiliki ketakutan akan kegagalan tersebut di pikiran Anda karena hal itu akan membantu Anda menghadapi kenyataan dan memoles keputusan Anda dalam membangun produk yang layak dijual ke pasar.
- Tahu kapan Anda harus berhenti. Terkadang Anda harus melepaskan ide yang buruk.
Mashable
Tidak ada komentar:
Posting Komentar