Kamis, 01 November 2012

Pelajaran untuk Startup dai CO-founder Instagram


"Hanya seseorang yang menyukai fotografi yang bisa begitu memperhatikan ‘kemewahan’ dari proses membangun produk tersebut seperti yang dilakukan Kevin"

Sejak Mark Zuckerberg, founder Facebook mengumumkan transaksinya membeli Instagram seharga $1 Milyar, seluruh jagat web antusias membicarakan hal ini. Apakah ini adalah deal yang bagus? Atau sebaliknya? Berbagai artikel, analisis bermunculan dari berbagai belahan dunia di internet. Di balik kesepakatan itu, yang lebih menarik adalah petunjuk-petunjuk kecil dalam cerita instagram menuju kesuksesan sebagai startup baru dan akhirnya dibeli dengan harga mahal. Lima di antaranya ada di bawah ini.

1. Passion

Waalaupun berita tentang penjualan instagram sudah menginspirasi dan memunculkan generasi baru developer yang ingin membuat ‘the next killer photo app’, pelajaran yang sering dilewatkan dalam cerita kesuksesan Instagram sebagai sebuah aplikasi adalah fakta bahwa Kevin Systrom selaku co-founder memiliki passion dalam bidang fotografi.

Sebagai orang yang memberikan ide tersebut, passion Kevin membuat dia terobsesi terhadap setiap detil dibalik desain aplikasi tersebut, sesuatu yang sulit ditiru oleh seseorang yang hanya ingin membuat ‘the next big thing’.

Detil-detil kecil yang mungkin diangap remeh oleh orang yang hanya sedikit berminat terhadap fotografi malah sangat diperhatikan olehnya, dan hal-hal tersebut yang menjadi pembeda. Dimulai dari memastikan foto yang diambil dengan instagram berbentuk kotak sampai obsesi terhadap lebar kolom dan spesifikasinya, hal ini memperjelas bahwa hanya seseorang yang menyukai fotografi yang bisa begitu memperhatikan ‘kemewahan’ dari produk tersebut seperti yang dilakukan Kevin.

Pelajaran yang bisa diambil? Ciptakan sebuah startup dalam bidang yang menjadi passion Anda, sesuatu yang mungkin sudah Anda lakukan sejak masa kanak-kanak.

Hal tersebut memastikan bahwa startup Anda tidak asal-asalan, sekedar lewat, atau hanya usaha untuk mempertebal dompet Anda. Sekaligus memperbesar kemungkinan startup Anda bisa sukses.


2. Network

Memang benar bahwa Instagram adalah aplikasi yang sederhana, mudah digunakan, dan elegan, tapi perlu diingat bahwa bagian besar dari kesuksesan Instagram datang dari network berkualitas tinggi yang dimiliki Kevin di Silicon Valley saat berada di Stanford.

Kebanyakan orang sudah pernah mendengar atau membaca tentang bagaimana Mark Zuckerberg mengajaknya untuk masuk ke Facebook, Internshipnya dengan Odeo (pelopor Twitter), dan fakta bahwa dia bekerja di Google, dan setelahnya di Nexstop (yang akhirnya diakusisi oleh Facebook). Tapi jauh di luar networknya dalam karir, network yang dia bangun dalam pertemuan informal di Silicon Valley terbukti sangat berharga. Dimulai dari masuk ke dalam network investor startup, berteman dengan orang-orang seperti Adam D’Angelo (mantan CTO Facebook), semua hal ini beriringan menjadi kejadian seperti mendapat dana sebesar $500,000 sampai akhirnya dibeli oleh Facebook seharga $1 Milyar.


3. Skill

Walaupun sebelumnya dia dipekerjakan di Google sebagai pemasar produk, Kevin adalah seorang programmer otodidak yang sudah mencoba-coba ide-ide dan membangunnya sejak masih remaja. Walaupun Systrom mungkin tidak akan mendapat penghargaan dalam bidang programming, sangat penting untuk dicatat bahwa dia tidak hanya tertarik pada bidang marketing sebuah produk, tapi juga proses koding dan desainnya. Walaupun dia tidak mendapat pelatihan formal dalam keahlian teknik, dia bisa belajar untuk membuat program pada malam hari untuk menjalankan ide-idenya.


4. Focus

Pada awalnya Instagram memilih untuk fokus hanya pada iPhone dan memutuskan untuk mempertajam hal tersebut dan berjalan dengan baik dengan fokus tersebut. Instagram bisa saja memperluas jangkauannya dengan membuat aplikasi untuk sistem operasi mobile yang lain, tapi setelah melihat perkembangan pesat pada aplikasi ini oleh pengguna iPhone, Instagram memilih untuk fokus pada penggunanya di iPhone pada tahun-tahun awal. Faktanya, karena fokus dan dedikasinya pada experience pengguna iPhone, Apple tidak memiliki pilihan lain selain memilihnya sebagai iPhone App of the year pada tahun 2010.

Pelajarannya disini adalah tetap berfokus untuk membangun sebuah komunitas pengguna yang memiliki passion pada produknya, lalu mendengarkan kebutuhan mereka dan melakukan yang terbaik untuk memuaskan mereka.


5. Stay lean

Kebanyakan orang kaget saat menyadari bahwa Instagram hanya memiliki 12 orang pekerja. Kecenderungan yang ada pada para pendiri startup adalah setelah mendapat dana yang cukup, mereka harus segera merekrut agar bisa bertumbuh besar dan mendapat lebih banyak market. Walaupun begitu, kadang kebalikannya bisa menjadi strategi yang lebih baik. Dengan merekrut karyawan yang luar biasa dan tetap berfokus untuk membuat produk yang luar biasa, jumlah staff yang banyak bisa mengganggu atau bahkan berubah menjadi liabilitas. Kebanyakan startup yang bagus memiliki jumlah karyawan sedikit pada awalnya dan cekatan.

source: startup.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar